ERDHIKA MORNING IDEA 02 Juni 2021
View PDF
02 Jun 2021

Indeks pada perdagangan hari ini (31/05/2021) ditutup menguat pada level 5947 (1.69%) ditransaksikan senilai Rp 13.49 Triliun dengan volume transaksi 22.13 Miliar lembar saham dimana asing melakukan Aksi Beli Bersih Rp 748.36 Miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: Net Foreign Buy , BBRI 590.(B) , TLKM 118.(B) , MDKA 79.2(B) , BMRI 55.0(B) , BBNI 45.0(B) , BBCA 27.9(B). Adapun sektor yang menopang laju indeks perdagangan kemarin meliputi sektor Technology (8.657%), Infrastructures (3.504%), Basic Materials (2.19%), Financials (1.959%), Properties & Real Estate (1.692%), Industrials (1.357%), Transportation & Logistic (1.171%), Healthcare (1.083%), Consumer Cyclicals (0.748%), Consumer Non-Cyclical (0.455%) dimana sektor yang masih membebani laju indeks hari ini meliputi sektor Energy (-0.687%).
  Pergerakan indeks pada hari ini (31/5/2021) cenderung optimis. para pelaku pasar masih cenderung merespon adanya keoptimisan dari Bank Indonesia dan Menteri Keuangan RI terkait pertumbuhan ekonomi kuartal 2 yang cukup optimis atau ekpspansi. Selain itu bank Indonesia juga memproyeksikan untuk pertumbuhan inflasi apda tahun ini masih cenderung rendah, sehingga potensi Bank Indonesia untuk merubah kebijakan moneternya masih rendah. Selain itu faktor yang membuat kenaikan indeks juga salah satunya datang dari bursa US yang mana akhir pekan lalu telah rilis personal consumption expenditure (PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Meski demikian, The Fed memprediksi tingginya inflasi hanya sementara, dan ke depannya akan kembali melandai. Sehingga kebijakan ultra-longgar belum akan dirubah. Kemudian ada juga terkait data klaim tunjangan pengangguran turun 38.000 menjadi 406.000. Ini adalah jumlah klaim terendah sejak Maret tahun lalu. Perlahan tetapi pasti, pasar tenaga kerja AS bangkit menuju normal sebelum terhantam pandemi Covid-19.
  Selain itu, untuk regional para pelaku pasar juga memperhatikan bagaimana perkembangan kasus Covid-19 didomestik yang mana pada akhir pekan lalu sempat terjadi kenaikan yang cukup signifikan untuk kasus hariannya mencapai 5.449 kasus karena dampak dari arus mudik lebaran. Kemudian dari Malaysia kenaikan jumlah kasus hariannya juga meningkat cukup signifikan bahkan nanti tanggal 1 Juni 2021 Malaysia memberlakukan kebijakan Lockdown Nasioal secara total untuk semua sektor sosial dan ekonomi. Tentu kabar mengenai Lockdown di Malaysia ini sedikit banyak akan berpengaruh juga terhadap bursa domestik terutama untuk saham-saham berbasis komoditas seperti CPO, dampaknya baik atau buruk? untuk CPO seharusnya baik karna ditengah menurunnya harga kmodositas CPO, dengan adanya lockdown ini maka produksi di Malaysia akan terganggu sehingga dapat memicu kenaikan harga pada CPO, namun masih tertahan juga kenaikannya karena masih tingginya kasus di India yang mana akan mengganggu dari sisi demand atau permintaannya. Kemudian terkait batubara terkait dari kebijakan Lockdown di Australia itu menurut kami berpengaruh terhadap harga komoditas batubara, akan membuat harga batubara cenderung meingkat, karna produksi terganggu. Ditambah lagi di China juga tengah terjadi musim penghujan dengan curah hujan yang cukup tinggi bahkan mengakibatkan banjir disana, yang membuat beberapa hari kemarin harga batubara juga mengalami kenaikan karna produksi dan supply nya terganggu. Kemudian dari domestik sendiri untuk batubara faktor lainnya karna adanya kebijakan terkait soal pajak karbon yang dalam jangka menengah bisa mengerem industri akan kebutuhan bahan bakar batubara dan pemerintah yang berencana tidak akan menambah lagi pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara dalam rangka mengurangi emisi karbon. Sehingga untuk Batubara sedniri sebenarnya sedang dibayangi oleh dua katalis yakni positif dan negatif.
  Pada hari Rabu ada beberapa indikator ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan oleh para investor seperti Markit Manufacturing PMI yang diproyeksikan masih akan ekspansi namun melambat, kemudian Tingkat Inflasi baik secata tahunan atau MoM yang diproyeksikan masih akan tumbuh melambat namun meningkat dibandingkan dengan sebelumnya yakni berkisar di 0.2% secara MoM dan 1.7% secara tahunan menurut consensus Trading Economic, kemudian yang terkahir terkait data Tourist Arrival yang masih cenderung tumbuh negarif namun sedikit ada perbaikan dibandingkan sebelumnya yakni sebesar -60% dari -72.73%.
  Sehingga berdasarkan beberapa katalis diatas, kami memproyeksikan pergerakan IHSG akan cenderung bergerak konsolidasi dengan range pergerakan harga 5900 - 6000.
 


Artikel ini telah diterbitkan di:

Detail Morning Idea (erdikha.com)



PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com